TENTANGnews - Tentang nama yang seseungguhnya dari Borobudur banyak ahli yang menyatakan teori – teori tentang nama Borobudur dan sampai ini belum diketahui dengan jelas arti dari Borobudur.

Candi Borobudur sebuah peninggalan bangunan yang dibangun pada saat keemasan kerajaan Mataram dimana raja dari wangsa Syailendra sedang berkuasa sekitar abad ke 8 dan pertengahan abad 9. Pada saat pemerintahan Sri Kahulunan ini memang pembangunan besar-besaran dilakukan ditandai dengan jumlah besar candi-candi yang ada di Jawa, di lereng Gunung adalah bangunan agama Siwa, sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran rendah adalah bangunan baik beragama Siwa maupun Buddha Mahayana.

Lalu nama Syailendra ini muncul pada saat ditemukannya prasasti Sodjomerto yang ditemukan di Pekalongan. Ternyata dalam prasasti tersebut adalah nama orang yang menampilkan sebagai seorang raja. Prasasti Sodjomerto itu tidak berangka tahun tetapi dari telaah Paleografi tulisan tersebut diperkirakan dari pertengahan abad ke 7, lebih tua dari dari prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M yang di buat oleh raja Sanjaya kerajaan Mataram. Berati pada saat Borobudur ini dibangun antara Agama Hindu dan Buddha sudah hidup secara berdampingan.

Berikut teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang arti nama Borobudur :

Thomas Stamford Raffles
Raffles melakukan penelitian berdasarkan keterangan yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar. Dan pada tahun 1814 dia menerima laporan dari desa "bumisegoro" tentang Borobudur. Sedangkan jika ditelaah dari kitab Babad tanah Jawi (abad 18) ada disebutkan "bukit Borobudur" yang diartikan Budur yang kuno (Boro= kuno, budur= nama tempat), kata "budur" mungkin dapat dikiaskan sebagai "bukit" , tetapi dalam kalimat Jawa kata "budur" berarti "sari aren yang dimasak" suatu kata yang tidak ada hubungannya dengan kecandian. Maka dari itu ada sebuah usaha untuk menerangkan kata "budur", yaitu menyamakan dengan kata "budo" dalam bahasa jawa yang berarti kuno. Lalu Raffles mencoba menyampaikan pendapatnya yang lain, yaitu "boro" yang berarti "Yang Agung" dan "budur" yang artinya sama dengan "Buddha", Maka kata Borobudur berarti " Sang Buddha Yang Agung". Dari arti kata yang lain dalam bahasa Jawa Kuno kata "Bhara" berarti "banyak" sama seperti kata "para" yang sekarang digunakan dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan pengertian dalam jumlah yang banyak, bila demikan "Borobudur" diartikan sebagai "Buddha yang banyak", sehingga banyaknya jumlah arca Buddha di Candi Borobudur menjadi sebab penamaan. 

JG de Casparis
Kata Borobudur Berasal dari kata sang kamulan ibhumisambharabudara, berdasarkan kutipan dari prasasti Sri Kahulunan 842 M, menurut keterangan Dr Bernet Kempers, Dr De Casparis mengetahui adanya sebuah penganugrahan sebuah desa yang memberikan sebagian wilayahnya kepada sebuah badan agama. Lalu tempat itu dibuat untuk sebuah tempat ibadah atau bangunan yang suci. Badan agama tadi adalah sebuah Kamulan (bangunan suci) yang disebut Bhumisambhara, yang bisa berarti "kebajikan, dan pengetahuan yang didapat pada tingkatan suksesif dari ke- bhodisattwa-an. Lalu De Casparis menyimpulkan dengan sebutan "Tumpukan kebajikan pada kesepuluh tingkatan(ke-bhodisattwa-an)" sulit diterima sebagai nama sebuah bangunan suci, seharusnya dengan nama yang lengkap, seperti "Bhumisambharabudhara" yaitu "bukit tumpukan kebajikan pada kesepuluh tingkatan (ke-bodhisattwa-an). Tetapi menurut Dr Bernet Kempers penambahan kata budhara itu sendiri tidak ada tertera dalam prasati yang bersangkutan tidak juga tertera pada prasasti yang lain, kata tersebut semata-mata berasal dari keinginan saja yang memang mengundang banyak Tanya dari asal kata "Borobudur" ini .

Ir. JL. Moens
seorang sarjana dari Belanda mengemukakan pendapatnya tentang penamaan "Borobudur" yang cenderung mengukuhkan pendapat dari JG de Casparis, berdasarkan perbandingan kata yang terdapat di India Selatan, yaitu kata "bharasiwa" yang berarti menyebutkan para pengikut setia dewa siwa. Maka tidak jauh dengan dengan kata "bharabudhara" yang berarti sebutan bagi para pengikut setia agama Buddha. Lalu dia menghubungkannya dengan kata "ur" berasal dari daerah Tamil yang berarti "kota". Maka "Bharabuddhara+ur" berarti "Kota para penjunjung tinggi Sang Budha" dan sekarang menjadi Borobudur.

Dr Soekmono
Dengan mengaitkan nama desa yang bernama "Boro" di sekitar Borobudur dan bila dihubungkan dengan nama "budur" yang ada di Kitab Nagarakertagama yang berarti bangunan suci agama Buddha dari aliran Wajradhara. Namun bila benar itu artinya maka jika "Borobudur" berarti susunan katanya terbalik dan berarti "(Bangunan suci) Budur (di desa) Boro. Menurut Soekmono fungsi Candi Borobudur sebagai tempat ziarah untuk memuliakan agama Budha aliran Mahayana dan pemujaan nenek moyang.

Dr.Poerbatjaraka
Kata "Budur" terdapat dalam kitab Nagarakertagama (1365) yang berarti tempat yang tinggi/bukit. lalu menurut Poerbatjaraka kata "Bara" mungkin berasal dari kata Byara atau Wyara atau wihara yang berarti rumah pertapaan para bhiksu/pendeta, tetapi dalam arti luas Biara berarti tempat pemujaan bagi seluruh umat. Berarti Borobudur mempunyai arti biara di atas bukit, dengan ditemukannya sebuah fondasi batu bata dan genta perunggu berukuran besar pada saat ekskavasi tahun 1952, Genta ini memperkuat pernyataan bahwa bangunan ini dulunya adalah sebuah biara.

Dari beberapa pendapat ahli di atas memang asal dari "Borobudur" sulit disimpulkan berasal dari mana apakah desa tersebut yang mengikuti nama dari Borobudur itu ataukah Borobudur itu yang mengikuti nama dari bangunan agung tersebut. Dari perdebatan tersebut yang paling mendekati adalah pendapat dari Dr.Soekmono yang menggunakan nama Desa sebagai acuan untuk mencari asal-usul dari kata Borobudur tersebut dan dengan kata "budur" yang terdapat dalam kitab nagarakertagama yang berarti bangunan suci, jadi pada ekskavasi tahun 1952 yang dilakukan oleh Dr.Poerbatjaraka tersebut selain memperkuat bahwa bangunan tersebut merupakan biara, juga memperkuat bahwa di desa boro terdapat bangunan suci yang sampai sekarang berdiri dengan nama Borobudur.

Post a Comment

Powered by Blogger.